Friday, 4 January 2013

Short List of Adventure: In-and-Out of Kuching

2013, one step ahead after the false story of doomsday. Let us begin this new year with lovely adventures. Why not? Having a trip is tremendously awesome, with the hot gaze of sunny eyes, the kiss of smoothy breeze and few swing of sandy beaches. Since I didn't go out really well at somewhere, I just know my birthplace quite well, so let's have a look what's best at these great places ^^

1. Annah Rais Longhouse

Located 60 km from Kuching City, Annah Rais Longhouse is the large and old Bidayuh tribe's longhouse for more than 80 families. The families are still living in traditional way. It also providing a homestay for guests and experienced the living longhouse's concept, learning their culture then jumped into the water.

For more information: http://www.longhouseadventure.com/contact_us.html

2.  Gading Mountain National Park, Lundu.

2 hours journey from Kuching, Gading Mountain is synonym with the wide bloom of rafflesia,  the largest flower in the world. Besides, there are few waterfalls over there; clean, fresh and exciting. It is not hard to reach, I've been there once (school trip duh~). Surprisingly, I didn't see any wildlife there, excluding the bugs. The best part was, I can see the small rafflesia. What a peace and calm place to scream~

For more information: http://gracetour.webs.com/apps/photos/album?albumid=9695446

3.  Fairy Cave, Bau

As sweet as its name, Fairy Cave is a limestone cave, situated at the area of Krokong Bau. For those who loved rock climbing, this is the right place for you! Plus, this place is ideal for photographer, you gonna love the 'stairways to heaven'. Don't forget to check it out.

For more information: http://kgsibuluh.cbcmaxis.my/ms/MaklumatSetempat/KawasanRekreasi.aspx

4.  Wind Cave, Bau

Once you know Fairy Cave, you'll know this windy cave. It has its circling cave, which is special and known as Bau Formation, used to be home-sweet-home for the ancient people, and you can feel the air smoothly in-and-out over your face. This is a very great place for family trip, learn the nature and have some sweats~

For more information: http://cutidikuching.com/tempat-menarik/wind-cave-gua-angin/

5. Semenggoh Wildlife

Do you know Sepilok at Sabah? Yeah, you know that...orang utan, which is no different than Semenggoh. 25 km from Kuching, Semenggoh is the center to rehabilitated and orphaned wild animals taken out from Sarawak jungle, and released back once they cured. The only different thing between Sepilok and Semenggoh is, Semenggoh is not a city zoo to showcasing wild animals in captivity.

For more information: 
http://www.malaysiahotelreview.com/sarawak/destination/semenggoh-wildlife-centre.shtml


6.  Jong's Crocodile Farm

You like wearing Crocs? Or crocodile handbag? Maybe you love Crocodile brands? So, this place is worth for you to visit! Set out on the road to Serian, this is the right place for those who fascinated with the deeds of dinosaur. You can enjoy the jungle back-drop, tropical trees, some additional features of leopard cats, various deer, turtles etc, and some friendly monkey so be careful.

For more information:  http://www.sarawaktourism.com/en/itinerary-detail/itin-detail?catid=2&itinid=41


7.  Talang Satang National Marine Park

The first Sarawak's marine park, I know you gonna like this place. Pulau Satang Besar, which is the largest island among the small islands (Talang Kecil, Talang Besar and Pulau Satang Kecil) is open for visitors. This place will remind you about Rantau Panjang at Terengganu, the conservation place for turtle hatchery. Oh yes, you can involve in diving and snorkeling at here.

For more information: http://www.sarawakforestry.com/htm/snp-np-satang.html

8. Lakei Island

The pearl of Bako National Park, well-known place for tourists in and out of Malaysia, Lakei Island has more to offer to all photographers. The water is crystal clear, it makes you wanna jump into and swim under the sunlight. It provide places to stay in, the boat is available for some water-touring and of course, you will love the nature's background.

For more information: http://allmalaysia.info/2012/03/22/pulau-lakei-a-little-treasure-by-the-sea/

9. Ranchan Pool

I already mentioned about Matang center, Santubong beaches, Kubah National park area but this, Ranchan Pool is the other place, great for picnics, reunions and gathering with friends and families. It provides place to stay, common facilities such as toilet, shower rooms and canteens. 

For more information: 
http://bombasticborneo.com/accomodation/sarawak-accomodation/kuching-accommodation/kuching-budget-hotels-hostels/

10. Tanjung Datu National Park

You loved free admission fee? You gotta be here. Located at south-western tip of Datu Peninsular, it has everything that the nature lover will like; white beaches, clear waters, forest covered hills, coral reefs and the living place for unusual flora and fauna. The best way to describe: this place is a very important reservoir of biodiversity.

For more information: http://www.sarawakforestry.com/htm/snp-np-datu.html

11. Kuching Wetlands National Park

15 km from Kuching City, 5 km from Damai beach, Kuching Wetlands is heaven for wildlife, great place for eco-system lovers who fascinated with the extensive network of marine waterways. For more and deep experience, you can join the river road with tour operators; ride the river cruise and explore the park.

For more information:  http://www.sarawaktourism.com/en/itinerary-detail/itin-detail?catid=1&itinid=38

12. Kuching: The City Skyline Night View.

After a long journey into a great adventure, Kuching provides you the last card to flip; the night view of the city skyline. Riding exclusive cruises or perahu tambang (sampans), it gives you the last happy breath, enjoying the wonderful night scene over Kuching skyline and the bling-bling lights at Boyan Village. Or, you can sit and relax at the gazebo, having a cup of coffee at Khatulistiwa, and watching the glimmering vista at Malay restaurants over the river. It is easy to get hotels or homestay so there's nothing to lose once you got here. That's how to ended the greatest adventure, y'all~

For more information: http://www.malaysiahotelreview.com/sarawak/destination/city-skyline.shtml


#TMG2012

Thursday, 3 January 2013

Cerita Pokok Pisang~



      Aku duduk di bangku rehat,  baru saja tiba ke kampung halaman setelah seharian terperap di dalam kapal terbang.  Sudah empat tahun aku di negara orang, mencari rezeki, membanting tulang. Aku belum betah meninggalkan usahaku, belum bersedia menyisip sasap jerami di tanah air sendiri. Pelat bahasaku juga sudah semakin ganjil. Lantas aku termenung. Untuk kesekian kali. Terkenangkan kerja di tanah seberang. Terkenangkan kampung yang kian jelas di mata. Aku teroleng-oleng memikirkan banyak perkara yang tidak harus diusai. Roda teksi pula semakin perlahan. Kemudian, aku tersenyum. Lambaian pohon pisang menyambut ketibaanku dengan penuh nostalgia.

          Ketibaan aku di kampung bukan satu kejutan kerana aku sendiri sudah memaklumkan kepada orang tuaku. Mereka hanya menyambutku di pintu dan menyajikan makanan kegemaranku, tidak lain tidak bukan, pisang bersambal. Aku makan dengan penuh berselera, ia mengingatkan aku pada zaman kecil dahulu. Aku sendiri tidak mahu percaya betapa jauhnya usiaku berlari. Usia sebegini seharusnya aku mendirikan rumah tangga dan berbahagia seperti temanku yang lain. Tapi rasanya, aku belum berjumpa tulang rusuk yang aku cari.

        Maka, pada hari tersebut, aku duduk berehat saja di rumah, menonton televisyen dan menerima kunjungan saudara mara yang mahu melihat wajahku. Aku berasa aku seperti baru saja pulang dari tanah suci, padahal aku ini datangnya dari tanah seberang. Sebaik saja mereka memandang aku, mereka terus bertanyakan bermacam-macam perkara. Aku terus terkapai mencari jawapan, kerana aku lebih tahu menulis, bukannya berbicara.

           Hari pun berlalu berganti mentari dan bulan di muka langit yang senantiasa berubah. Aku melelapkan mata dengan mimpi terpandang sate. Ah, aku terliur sendirian di atas bantal. Sedarnya aku keesokan paginya, aku teringat pada sate. Sehinggakan aku boleh tercium baunya walaupun tidak ada sate di dalam rumahku, apatah lagi kedai menjual sate di sekitar rumah. Barangkali, ini ialah petanda untuk aku menghabiskan masa dengan bapaku.

         Lantas,  aku mencari orang tuaku dan menyatakan hasratku mahu mencicip sate. Orang tuaku ketawa, biasanya aku tidak berapa suka akan sate kerana terdapat unsur karbon. Tapi kali ini tiba-tiba saja aku teringin, mungkin ini kesan dari duduk lama di negara orang. Takkan sama rasa makanan di tempat sendiri dengan makanan kita di tempat orang. Oleh itu, aku menurut langkah bapaku ke kebun pisang. Katanya mahu mencari daun pisang untuk dijadikan alas meletakkan sate yang sudah siap dicucuk. Ini memang gaya keluarga sebelah bapaku. Katanya lagi, ini konsep menjaga alam. 

          Setibanya kami di kebun pisang bapaku, aku kagum melihat hasil tani bapaku. Pisang di sana sini, hutan rimba kecil di telapak kaki juga tampak selesa untuk dilalui. Aku segera mencapai parang dan melihat daun pisang yang subur-subur belaka. Lantas, aku teringat pada cerita pokok pisang.

Wednesday, 2 January 2013

Satok, Laluan Sejarah dan The Garden City of Kuching

Pasar Satok merupakan pasar tamu terkenal di Kuching, yang kini berpindah secara kekal di Kubah Ria. Mengimbas semula suasana Pasar Satok yang wujud selama 20 tahun, ia penuh dengan kenangan nostalgia dan juga nilai sentimen peribadi antara penjual dan pembeli. Akibat masalah kesesakan, terutama sekali pada hari Ahad dan masalah kebersihan, Pasar Satok harus bergerak ke hadapan demi memberi ruang kepada sektor pelancongan dan berniaga di tapak yang lebih selesa.


Sejarah Pasar Satok>>>

Era pasar tamu ini bermula di Market Street pada 1980-an, terdiri dari peniaga yang datang dari Bau dan Padawan yang menjual hasil hutan. Lama-kelamaan, bilangan peniaga bertambah dan menimbulkan kesesakan. Kemudian, pasar tamu ini ditukar ke kawasan Padang Pasir, yang kini menjadi lokasi klinik kesihatan. Walau bagaimanapun, masalah kesesakan dan kebersihan berulang lagi, lalu menyebabkan pasar tamu ini dipindah ke Satok dan zaman kegemilangan Pasar Satok pun bermula. Kemudian, pada 1 Januari 2013, Pasar Satok akhirnya dipindahkan secara kekal ke infrastruktur yang baru, dikenali sebagai Medan Niaga Satok dengan jumlah peruntukan sebanyak RM47 juta dan dibiayai oleh FAMA menerusi jabatan persekutuan.

Satok, Laluan Sejarah dan The Garden City of Kuching>>>

Square Tower
Setelah 20 tahun berkhidmat, menjadi tapak berniaga bagi puluhan peniaga, Pasar Satok kini dikosongkan bagi memberi peluang untuk projek seterusnya- projek taman rekreasi dan juga projek Laluan Sejarah. Mendapat inspirasi dari laluan sejarah di London, Kuching bersedia untuk mengalami perubahan dengan memperkenalkan pengembaraan dan alam semula jadi dalam laluan sejarah. Konsep 'Garden City' juga telah dicadangkan dalam projek laluan sejarah ini.

Laluan Sejarah merupakan trek untuk pelancong dalam atau luar negara menikmati kawasan bersejarah di Kuching melalui laluan pejalan kaki yang selesa dan mengembara menerokai keindahan alam. Para pelancong boleh memulakan perjalanan dengan:
Brooke Dock Yard
  1. menginap di Grand Margherita Hotel, hotel antarabangsa pertama di Sarawak.
  2. Menaiki bas ke Main Bazaar dan melalui kawasan Lebuh Pasar, Lebuh Gambier, Masjid India, seterusnya ke Brooke Dockyard dan Masjid Divisyen Kuching.
  3. Berjalan ke tebingan Sungai Bintangor, melalui perkampungan Melayu tradisi sebelum tiba ke Satok- yang bakal menjadi pusat rekreasi dan taman mini. 
  4. Perjalanan diteruskan ke sebelah kanan Satok di mana laluan itu mengarah ke kawasan taburan muzium seperti Muzium Sarawak dan Muzium Tekstil, bangunan bersejarah yang lain seperti Pejabat Pos Besar Kuching, Gereja Anglican (St. Thomas) dan Muzium Kesenian Islam
  5. Old Courthouse
  6. Seterusnya, trek menuju ke Taman Budaya, di mana terdapat bangunan amphiteather lama, restoran lama dan baru, dan akhirnya tiba di Gereja Katolik (St. Joseph) sebelum kembali semula ke hotel.
Tebingan Kuching ke Tebingan Sungai Bintangor akan dipanjangkan, secara tidak langsung membuka laluan sejarah seterusnya ke Square Tower, Old Court House, China Town (Carpenter Street), Round Tower, Old Pavillion, Padang Merdeka dan ke kawasan taburan muzium.

p/s: gembira dengan pembangunan di Kuching ^^

#TMG2013

Ruj:
Sebanaku Sarawak
The Borneo Post
Wikipedia- Bandaraya Kuching

Tuesday, 1 January 2013

Kampung Buntal: Sejarah dan Seafood~

Kampung Buntal, 27 km dari Bandaraya Kuching merupakan perkampungan nelayan yang terletak di dalam daerah Kuching dan berdekatan dengan Gunung Santubong dan Kampung Budaya Sarawak. Menurut sejarah, penempatan Kampung Buntal dibuka sekitar 300 tahun dahulu oleh Datuk Tanggak. Beliau membawa ahli keluarga berpindah ke kawasan tersebut memandangkan ia lokasi yang sesuai untuk menangkap ikan. Nama kampung ini diberi bersempena dengan nama Sungai Buntal yang pada masa itu  terkenal dengan ikan buntal yang banyak.

Kini, tarikan utama Kampung Buntal selain dari suasana pinggir laut yang indah dan juga hasil produk desa yang sedap seperti kuih muih tradisional, belacan, cencaluk ikan kering, ikan masin, buah-buahan dan sayur-sayuran, ia juga terkenal dengan hasil laut yang segar seperti ikan, udang, ketam, sotong, siput dan lain-lain lagi. Ia membuka peluang perniagaan restoran makanan laut segar di sekitar kawasan kampung dan menarik pelancong luar menikmati kesegaran makanan laut di Kuching.

>> Hasil tangkapan yang dijual di gerai jualan hasil laut Kampung Buntal.



Ambal, juga dikenali sebagai siput buluh; ia sejenis makanan laut yang terkenal di Sarawak, terutama sekali di Kampung Buntal. Ia diperolehi di kawasan pantai dan ditangkap dengan menggunakan air kapur atau air tembakau. Ia sesuai dimasak lemak, kari, dan juga ala sambal.

Antara hasil laut yang terkenal di kalangan pembeli di Kampung Buntal ialah ketam segar dan bersaiz besar. Ia memikat hati penggemar ketam kerana harganya juga berpatutan. Rasa ketam lebih elok dan manis jika dibiarkan hidup selepas ditangkap dan dibersihkan dengan elok bagi mengelak bau kurang enak selepas dimasak.


Bentarang, juga dikenali sebagai menin di kalangan penduduk tempatan merupakan spesis siput dan juga dinamakan sebagai siput kemudi. Tak ramai yang tahu akan kewujudan bentarang dalam juadah makanan laut.


Antara hasil laut yang terkenal dengan masak kicap di Kuching ialah kerang. Kerang segar mempunyai rasa yang manis dan tidak berbau busuk. Ia diperolehi di kawasan berpasir. Cengkerang akan terbuka dengan mudah apabila berada di dalam suhu yang panas.



Siput bulat, atau siput bulan; antara siput yang mudah dimakan kerana mempunyai satu kepingan kecil di hujung untuk menarik isi siput yang berada di dalam cengkerang. Ia  mudah didapati di kawasan bakau.

Siput sedut; siput yang sukar untuk dimakan kerana perlu menyedut sekuat yang boleh untuk mendapat isinya. Rasanya sedikit pahit jika dibandingkan dengan siput bulat. Ia perlu dibersihkan dengan rapi bagi mengelakkan pasir yang terperangkap di bahagian dalam. Siput sedut juga elok dibiarkan bergerak selepas ditangkap bagi mengeluarkan pasir di dalam cengkerang--anda cuma perlu rajin menangkapnya semula ^^






Selain dari dimasak lemak, kari dan sebagainya, ketam juga boleh dimasak kicap. Bagi penggemar ketam yang inginkan perbezaan, mungkin ketam masak kicap menepati selera anda.

Prijatnovo appetita~ :-D

#TMG2012
Images: mine